Pages

Untuk Sumayyah, Terima Kasih Telah Mengajarkanku Menjadi Lelaki Sejati.

Selasa, 07 Februari 2012

Mendung sedang menggantung di langit ketika aku menuliskan ini. Entahlah, hatiku sedang mengharu biru. Pasalnya sederhana, siang jam satu tadi aku melewati rumah salah seorang warga. Samar-samar terdengar senandung nasyid Sumayyah yang dipopulerkan oleh Hijaz. Aku terkesima, memelankan langkah ketika telingaku lamat menyambar sebaris lirik 'Sumayyah kau dibunuh di dunia sementara untuk hidup di surga selama-lamanya', aku benar-benar terkesiap.Pikiranku lantas pulang pada kisah itu, kembali ke zaman kenabian, ketika Sumayyah dan keluarganya diketahui telah memeluk Islam oleh kafir Quraish. Aku hampir menangis, menangis atas kematian Sumayyah. Eh, bukan atas kematiannya, tapi lebih dari sekedar itu, keberaniannya sebagai seorang wanita mengorbankan nyawa untuk agama ini. Masih adakah Sumayyah - Sumayyah lainnya di atas muka bumi ini.

Kematian yang tragis, Sumayyah mati dengan tombak yang ditancapkan (maaf) pada kemaluannya. Jiwa siapa yang masih memiliki hati yang bersih, pasti getir dan tak sanggup membayangkan semua ini. Namun, baginda nabi mengatakan, 'sabarlah keluarga Yasir, bagimu surga.' Ya, inilah kisah berabad-abad lalu, kisah yang menggoncangkan jiwa. Inilah kisah yang sering membuatku malu atas nama laki-laki jika aku memiliki jiwa pengecut sebab tak pandai (berani) membela Tuhan.

Rumah Baca, FLP Sumut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Sang Penandai © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting