Pages

Catatan Hati Seorang Anak (Ragha Putra*)

Kamis, 23 Februari 2012 0 komentar

Mak, ini catatan sengaja aku tuliskan untukmu.  Meski aku tahu engkau tidak akan membaca ini, sebab engkau terlalu sibuk mengurus kami. Hanya saja aku ingin dunia tahu, bahwa aku memiliki seorang mamak yang paling mulia. Bukan sembarang mamak, meski engkau tetap juga cerewet dan sering marah. Mak, sesungguhnya aku tidak akan pernah sanggup hidup tanpamu. Jika orang lain bilang ibu mereka adalah sumber kekuata mereka, maka bagiku kau adalah napasku, detak jantungku. Apa jadinya aku jika engkau tak ada. Apa jadinya jika engkau membenciku. Mak, pernah aku tidak suka setiap kali engkau memerengutiku. Saat itu aku tahu aku telah begitu...

Cerpen: Sahabat Langit

Rabu, 22 Februari 2012 6 komentar

Kau Sahabat Kau Teman Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kamiKerana takdir yang Maha Esa telah menetapkanSedih rasanya hati ini bila mngenangkanKau sahabatku kau teman sejatiTulus ikhlasmu luhur budimu bagai tiada penggantiSenyum tawamu juga katamu menghiburkan kamiMemori indah kita bersama terus bersemadiKau sahabatku kau teman sejatiSudah ditakdirkan kau pergi duluDi saat kau masih diperlukanTuhan lebih menyayangi dirimuKu pasrah diatas kehendak yang EsaYa Allah,tempatkannya di tempat yang muliaTempat yang kau janjikan nikmat untuk hamba MuSahabatku akan ku teruskan perjuangan iniWalau ku tahu kau tiada di sisiPerjuangan kita masih...

Aku, Kau dan Musikalisasi Jiwa Kita

Rabu, 22 Februari 2012 0 komentar

Aku, Kau dan Musikalisasi Jiwa Kita (Diangkat dari kisah nyata) Sejiwa dan Seirama Senja berkeriap. Di Rumah Cahaya, aku, Jaka dan Fadli sedang masyuk dengan lakon masing-masing; membaca buku, main gitar dan fesbukkan.  Di luar sana langit sore begitu cerah. Panas masih menikam bumi.  Kami saling diam. Tak ada perbincangan. Mungkin sudah sebegitu lelah dengan rutinitas mahasiswa semester akhir yang bergalau ria dengan skripsi. Konon pula, dua orang inilah yang paling rajin bertandang ke Rumah Cahaya. Bagi mereka, Rumah ini sudah semacam rumah kedua. Aku duduk di meja belajar. Menekuri bacaanku yang bolak-balik kuulang karena...

Cintamu adalah Lebay

Minggu, 12 Februari 2012 5 komentar

Sebenarnya aku sendiri tidak tahu pasti muasal kata lebay ini.  Kata ini begitu populer di awal tahun 2008, saat itu salah seorang teman kuliahku mengatakan, “jadi orang jangan lebay”, sejak itu pula aku binggung, sembari membongkar kamus digital di internet, apa arti dari kata lebay.           Perlahan tapi mantab.  Kata lebay menjadi begitu sering dan sangat familiar parkir di telinga. Konon pula, kata-kata ini begitu tersohor di tengah para abege labil (yang gak sanggup ngelihat perubahan apapun, langsung aja ngikut tanpa tahu apakah itu benar atau salah). Ya, jadilah di tahun-tahun berikutnya kata...

The Persuit Of Happyness (Sebuah Catatan Bukan Galau)

Jumat, 10 Februari 2012 0 komentar

Pagi itu sabtu. Jenuh melanda, untung saja tidak galau. Aku malas melakukan apapun. Dari sejak habis subuh tadi hanya sibuk membongkar-bongkar file di notebook. Mencari apakah ada sesuatu yang menarik di sana, atau mungkin saja sesuatu yang selama ini terlewatkan. Aku sibuk menelusuri setiap file yang kebanyakan berisi lagu itu. Aku menghapus lagu-lagu yang tidak bermanfaat, basi sekali jika hari ini file di notebook masih juga berisi lagu-lagu cengeng. Kapan mau bangkitnya bangsa ini (nah, loh? Apa hubungannya ya?) Selesai menyusuri file musik. Aku memasuki ranah film. Gila dah, aku gak pernah sadar kalau aku punya koleksi film sebanyak ini....

Catatan Pagi

Rabu, 08 Februari 2012 1 komentar

Bumi menggeliat. Burung-burung mulai bercicit sedang ayam sudah dari tadi berkokok. Masih gelap, aku mencoba menyibak makna (mengikat makna) selepas subuh ini. Apa agaknya yang menggelitik jiwaku untuk ditorehkan. Lalu mengalirlah, kau siap mendengar ceritaku? Ini tentang seorang lelaki paro baya pada sebuah kampung di pinggiran kota Medan. Tempat ini tepat berada di belakang Palladium. Sebuah kawasan padat penduduk dengan pendapatan perkapita rata-rata rakyat jelata. Jangan sangkal bahwa tempat ini juga merupakan lahan maksiat; transaksi dan pemakai narkoba kudengar cukup marak di sini. Tempat ini tepat di belakang kampus IBBI Diamond. Di tempat ini pula, Di pinggir Sungai Deli, ditutup rumah-rumah papan yang bersusun sembarang, dan kau harus menyusuri gang demi gang untuk menujunya, di...

Untuk Sumayyah, Terima Kasih Telah Mengajarkanku Menjadi Lelaki Sejati.

Selasa, 07 Februari 2012 0 komentar

Mendung sedang menggantung di langit ketika aku menuliskan ini. Entahlah, hatiku sedang mengharu biru. Pasalnya sederhana, siang jam satu tadi aku melewati rumah salah seorang warga. Samar-samar terdengar senandung nasyid Sumayyah yang dipopulerkan oleh Hijaz. Aku terkesima, memelankan langkah ketika telingaku lamat menyambar sebaris lirik 'Sumayyah kau dibunuh di dunia sementara untuk hidup di surga selama-lamanya', aku benar-benar terkesiap.Pikiranku lantas pulang pada kisah itu, kembali ke zaman kenabian, ketika Sumayyah dan keluarganya diketahui telah memeluk Islam oleh kafir Quraish. Aku hampir menangis, menangis atas kematian Sumayyah. Eh, bukan atas kematiannya, tapi lebih dari sekedar itu, keberaniannya sebagai seorang wanita mengorbankan nyawa untuk agama ini. Masih adakah Sumayyah...

Para Penulis Masa Depan.

Selasa, 07 Februari 2012 0 komentar

...

 
Sang Penandai © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting