Sebenarnya aku sendiri tidak tahu pasti muasal kata lebay ini. Kata ini begitu populer di awal tahun 2008, saat itu salah seorang teman kuliahku mengatakan, “jadi orang jangan lebay”, sejak itu pula aku binggung, sembari membongkar kamus digital di internet, apa arti dari kata lebay.
Perlahan tapi mantab. Kata lebay menjadi begitu sering dan sangat familiar parkir di telinga. Konon pula, kata-kata ini begitu tersohor di tengah para abege labil (yang gak sanggup ngelihat perubahan apapun, langsung aja ngikut tanpa tahu apakah itu benar atau salah). Ya, jadilah di tahun-tahun berikutnya kata lebay menjadi kamus wajib setiap orang di negeri ini (kecuali di tanah ampat kali ya :D). Istilahnya trendsetter gitu loh!
Selidik punya selidik, eh ternyata kata lebay adalah plesetan dari kata lebih atau berlebihan. Ya, zaman sekarang setiap kata sering diplesetkan, bahkan kebenaranpun sering diplesetkan. Tahukah, Kawan, acap kali sesuatu yang salah, namun selalu diulang-ulang, ujung-ujungnya akan diterima sebagai kebenaran. Begitu pula sebaliknya.
Baiklah, kali ini aku punya cerita . Ini soal cintay lebay (halah, bahasa apa lagi ini?). Malaikat Jibril pernah berwasiat kepada Muhammad,
“ Hai Muhammad, hiduplah sesukamu, maka pasti kau akan mati. Dan cintailah kepada siapa yang kamu cintai, maka anda akan berpisah. Dan berbuatlah sesukamu, maka kau akan mendapatkan balasannya.”(H.R Abu Daud dari Jabir r.a)
Sejatinya sudah termaktub dalam sebuah hadis, tidak dikatakan beriman seorang muslim, sebelum ia mencintai saudaraya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Well, aku setuju sekali dengan hadis ini, namun ada satu hal yang sering kita lupakan. Kita kerap terperangkap pada cinta buta; baik pada teman, orangtua, saudara dan seseorang yang belum halal untuk kita cintai. Perhatikan hadis nabi berikut,
“ Cintailah kekasihmu sekedarnya saja (kecuali Allah, Rasul dan jihad) siapa tahu suatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang membencimu sekedarnya saja, siapa tahu suatu saat nanti dia akan menjadi kecintaanmu”(H.R Tarmidzi)
Apa yang bisa anda simpulkan? Ya, benar. Seratus buat anda. Anda pintar. Cerdas (ini lebay gak ya). Nabi sudah mengatakan cintailah saudara kita dengan cara yang biasa, dengan cara yang manusiawi, bukan mendewakan atau mengelu-elukan bahwa dialah bulan, dialah bintang, ujung-ujungnya gara-gara dia pula kita banyak hutang. :p
Kawan, jika kau mencintai saudaramu, cintailah ia dengan perbuatan, perlakukan ia dengan cara yang lembut, bukan dengan bualan-bualan yang memuakkan. Aku sering melihat seseorang, ketika begitu sayang pada teman atau seseorang yang belum halal baginya, ia begitu mengebu-gebu. Seolah tiada siapapun yang lain dan patut untuk dibagikan cinta yang sama. Terlalu egois dan memaksakan hanya untuk satu cinta (palsu). Menuliskan kalimat-kalimat romantis secara berlebihan. Senang dan menganggap orang yang kita cintai adalah orang yang berbeda. Lalu, di mana cinta untuk orang-orang yang selama ini telah banting tulang membesarkanmu? Di mana cinta untuk ibu yang selalu menangis ketika mendoakanmu? Mana cinta untuk adik-adikmu yang selalu mengingatkan kau sudah makan apa belum. Halah, inilah kelebayan yang sesungguhnya.
Kawan. Mencintai saudara itu dengan perbuatan, bukan dengan kata-kata romantis. Ini kuulang, karena cinta adalah kata kerja yang memerlukan pembuktian. Pengorbanan, bukan sekadar pengaguman luar biasa yang ujung-ujungnya membuatmu musyrik dengan cintamu yang palsu itu. Lihatlah, bagaimana kecintaan para sahabat nabi di medan perang yang saat itu mereka sedang terluka parah dan mengalami dahaga luar biasa. Namun, apa yang terjadi? Ah, menetes air mata kau jika kuceritakan ini.
Sahabat pertama yang begitu haus mendengar suara rintihan sahabat kedua di sampingnya, “haus, haus”, begitu adunya. Sahabat pertama itu tak tega, ia berikan seteguk air itu kepada sahabatnya yang mengadu tadi. Lalu, saat air itu hendak di minum oleh sahabat kedua, tiba-tiba ia mendengar rintihan sahabat ketiga, mengucapkan kata yang sama dan ia pun lantas melakukan hal yang sama. Seperti apa yang dilakukan oleh sahabat pertama. Begitu seterusnya sampai pada sahabat-sahabat yang lain. Di sana ada begitu banyak sahabat yang terluka dan semuanya dahaga, sedang persedian air sangat sedikit.
Sampai akhirnya mereka meninggal dalam keadaan syahid. Subhanallah. Mereka mendahulukan sahabat-sahabatnya. Itulah cinta. Cinta yang sekadarnya namun energinya luar biasa. Itulah cinta dengan perbuatan. Bukan obrolan dan kicauan romantic yang melenakan.
Sahabat, berhentilah terlalu mengagung-agungkan seseorang. Berhentilah mengatakan bahwa orang yang kau cintai itu berbeda. Berhentilah untuk lebay sebab saat kau melakukannya, maka siap-siaplah kau dikecewakan sebab cintamu tidak berlandaskan pada Allah.
Maka, di sini ijinkanlah aku bilang pada kalian, aku menyangi kalian karena ALLAH saja.
cintaku kejepit pintu bang =DD #keren note nya *cakar2 dinding*