Pages

Hello Stranger (Thailand 2010)

Jumat, 30 Desember 2011


Oleh : Sang Penandai

Sebenarnya saya bukanlah seorang maniak film. Apalagi film-film import, toh film-film dalam negeri saja saya banyak yang tidak tahu. Namun di suatu sore yang mendung, teman saya, Cipta, bermain ke markas besar FLP-SU. Seperti biasa, ingin membunuh kejenuhan katanya. Sedang kami sama sekali tidak tahu bagaimana membunuh kejenuhan sore itu. Lantas, iseng saja kami bongkar file-file komputer. Mengobrak-abrik folder penyimpanan film-film yang belum sempat kami tonton. Serentak, mata kami membaca judul film yang sama, Hello Sranger, film import hasil download dari Thailand.

Iseng lagi, kami putar film itu. Menit kemudian, film berdurasi dua jam lebih itu beraksi di layar media player.  Dan sumpah! Inilah film Thailand kedua  yang pernah saya tonton dan mampu membuatku betah duduk selama dua jam depan komputer.

Film hasil besutan sutradara kawakan Thailand, Banjong Pisanthanakun. Sebelumnya beliau adalah sutradara film horror Shutter dan Alone (dua film yang masuk jajaran box office). Ya, dari horror ke Love Comedy, pasti butuh passion yang tak sekedar ingin membuat film saja. Ia sudah dipastikan memiliki taste yang sangat kuat. Dan terbuktilah di film Hello Sranger ini kalian akan terpingkal-pingkal dengan joke-jokenya yang segar.

Hello Sranger sendiri bercerita tentang cowok "aneh" yang dijebak oleh teman-temannya untuk ikut tour perjalanan ke Korea selama 7 hari. Tanpa bekal apapun. Cowok ini (diperankan oleh Ter Chantavit Thanasevi) melenggang di tanah Korea. Berbagai kejadian aneh ia alami. Apalagi masalah bahasa adalah yang menjadi sangat krusial dan membuatnya harus kesasar entah ke mana, makan daging anjing dan ditinggal pergi oleh rombongan tour. Jadilah cowok ini kelabakan bukan main. Ia tak tahu harus ke mana, sampai akhirnya tertidur pulas di depan sebuah motel.

Adalah Noona Neungtida Sophon (penggemar berat drama Korea) yang menemukannya di depan motel. Namun, saat itu belum terjadi apapun antara mereka, hingga pagi tiba. Saat cewek ini  membangunkan si cowok. Sang cowok meminta bantuan sang cewek untuk mengantarkannya ke hotel tempat si cowok menginap. Hanya saja, sang cewek mengantarkannya ke alamat yang salah.

Sang cowok semakin nelangsa. Ia ingin pulang saja ke Thailand secepatnya, tapi mau pulang pakai apa coba? Jadilah ia mengekori cewek itu ke manapun pergi, sampai si cewek mengira bahwa cowok ini adalah mafia yang sengaja mengikutinya. Lalu kekonyolan demi kekonyolan pun terjadi.


Kejadian demi kejadian yang tidak mereka duga sebelumnya, menjadikan  masa liburan itu mereka habiskan bersama. Dan saling bersepakat untuk tidak mengenalkan nama masing-masing. Ya, dalam film ini kau akan menemukan istilah sapaan ala orang-orang Thailand "Kun" jika belum tahu nama masing-masing. Kejadian-kejadian konyol yang mereka hadapi ini dimaknai dengan persahabataban. Namun perlahan, sudah bisa ditebak, cinta timbul di antara mereka dan itu diterjemahkan dengan sangat berbeda. Dan  sebagai penonton kita sudah menduga, ujung -ujungnya pasti saling mencintai. Tapi, apakah cerita ini happy ending? Ikuti terus review saya. Hehehe...

Jika dilihat dari tema dan plot, film besutan sutrdara kawakan ini tidaklah menonjolkan hal-hal baru, bahkan terkesan klise, jika saja sang sutradara tidak mahir memainkan angle-angle yang tepat dan mengeksplor habis-habisan materi cerita dan karakter tokoh secara total. Tapi jangan membayangkan film ini  akan terkesan ringan dan murahan, justru masalahnya tidak sesimple itu.

 Film ini penuh dengan tamparan akan pergesaran budaya anak-anak muda Thailand yang belakangan dilanda demam Korea (hal yang sama juga terjadi di Indonesia). Beberapa sentilan-sentilan ringan, kritik-kriik pedas itu dibungkus dengan nuansa humor yang kental. Sehingga, bagi saya pribadi tertawa akan sangat lebih bermakna. Karena teryata, selama ini gara-gara budaya orang lain, kita justru melupakan budaya kita sendiri sehingga justru membuat kita kehilangan identitas.

Selain itu sindiran dan sentilan ini justru ditonjolkan langsung dengan karakter tokohnya. Si cowok yang sangat tidak suka dengan pop-kultur Korea, pembenci drama Korea. Sedang si tokoh cewek sangat tergila-gila dengan segala hal yang berbau Korea. Uniknya perbedaaan karakter yang saling bertabrakan ini tampak begitu elegan. Chemistry antara kedua tokoh cerita terbangun begitu meyakinkan. Total. Emosi penonton akan terbangun sempurna melihat kekonyolan dua karakter ini.  Banyak adegan-adegan lucu yang memorable.

Namun, namanya juga drama cinta, pasti tidak seru jika tak ada air mata. Dan sutradara, pemeran beserta krunya berhasil mengguncang dada penonton di akhir cerita. Ending yang tidak terduga ini yang membuat kita kesal sampai akhirnya berharap ada sekuelnya (sutradaranya sengaja kali ya :D)

Finally, seperti yang saya katakan tadi, saya bukan pengamat film. Hanya penikmat saja (itu juga film-film tertentu hasil rekomendasi), film ini berhasil menciptakan paket yang lengkap; konyol dan mengharu biru. Kisah cinta yang dibangun juga tidak hanya berkutat pada kedua tokoh saja. Sangat saya rasakan pesan dari film ini sampai kepada penontonnya. Saya berharap, perfilman tanah air belajar lebih keras lagi dari film-film luar. Jangan hanya mengejar kuantitas lalu melupakan kualitas. Meski begitu saya juga tetap apresiasi dengan beberapa  film-film tanah air yang mendapat penghargaan di luar negeri.

Dan lagi, saya masih penasaran siapa nama kedua tokoh dalam cerita ini..

"Nama saya adalah...."

Kita tunggu saja sekuelnya.

2 komentar:

  1. Nufa Zee mengatakan...:

    baaangggg, minta file filmnyaaa heuheuheu, malam taon baru masehi mau nonton film gila2an ah...=D

  1. Sang Penandai mengatakan...:

    hahahaha....wani piro?

Posting Komentar

 
Sang Penandai © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting