Pages

Langit Senja

Senin, 09 April 2012 0 komentar

Ringkasan Novel: Langit Senja Kota Medan. Pagi itu adalah pagi yang menyenangkan bagiku. Pagi yang berbeda.  Pagi yang menyisakan harapan tentang  rasa  yang belum bisa aku mengerti. Ini tentang dia, murid baru pindahan di sekolahku.  Dia yang  saat memperkenalkan namanya sebagai Ayunda.  Ya, namanya seindah rupanya.  Gadis kecil dengan rambut dikucir dua. Berkulit kuning langsat. Tanpa lesung pipi.  Berpakaian putih dan rok biru tua bersih dan rapi. Berbeda dengan baju putihku yang kusam, celana biruku yang pudar. Amat menyenangkan melihat wajahnya.  Ramah dengan senyum sumringah. Jadilah...

Catatan Hati Seorang Anak 2

Senin, 02 April 2012 1 komentar

Pagi mendung. Bau hujan masih mengepung. Aku menjenguk dari balik jendela menengadah langit yang abu-abu.  Tempat ini sunyi. Tenang dan damai. Tak ada suara ribut-ribut. Meski sesekali raunga motor, tangisan anak kecil dan lengking suara ibu memanggil anaknya, menyuruh pulang; tidur siang atau mandi. Aku menghirup udara ini dalam-dalam. Rindu menyeruak pada kampung halamanku seketika. Rindu yang kian tanak saat seluit wajah Mak tergambar di langit sana. Saat mata penyayang Ayah berkedip kepadaku, bilang kapan kau pulang? Sampai rindu itu kian membuncah dan aku ingin segera pulang. Tapi tidak sekarang, aku masih ingin terus berjuang; mewujudkan segudang mimpiku, menuliska novel tentang engkau, Mak. Ya, itulah sekarang yang tengah menggelayuti asaku. Aku ingin menulis tentang ibuku....

Catatan Si Ragha

Senin, 26 Maret 2012 0 komentar

Pagi mendung. Langit sewarna abu rokok.  Dari balik jendela, aku melihat luka di mata seorang lelaki paruh baya. Ah, luka yang menganga. Tentang geringya hidup yang terhunus dalam tiap titian pahat yang ia torehkan. Ah, laki-laki beraroma tembakau itu, lagi-lagi memandang sambil menengadah langit. Ini terang bukan salahnya memang jika anak-anaknya juga mengalami nasib yang kembar; hidup dalam kepungan kemiskinan yang merayap dan menyelubung. Lihatlah, bagaimana menantunya harus disergap dari dalam rumah ketika ketangkap basah sedang menyabu. Anak perempuannya meraung-raung di tengah gelap yang menyungkup. Oi, itu baru awal; kini bergulir sebuah kisah yang menghentak batin di penghujung senja. Ketika ia mendapati anak-anaknya yang lain sedang terkulai dengan mulut berbusa. Pedih, perih...

Catatan Hati Seorang Anak (Ragha Putra*)

Kamis, 23 Februari 2012 0 komentar

Mak, ini catatan sengaja aku tuliskan untukmu.  Meski aku tahu engkau tidak akan membaca ini, sebab engkau terlalu sibuk mengurus kami. Hanya saja aku ingin dunia tahu, bahwa aku memiliki seorang mamak yang paling mulia. Bukan sembarang mamak, meski engkau tetap juga cerewet dan sering marah. Mak, sesungguhnya aku tidak akan pernah sanggup hidup tanpamu. Jika orang lain bilang ibu mereka adalah sumber kekuata mereka, maka bagiku kau adalah napasku, detak jantungku. Apa jadinya aku jika engkau tak ada. Apa jadinya jika engkau membenciku. Mak, pernah aku tidak suka setiap kali engkau memerengutiku. Saat itu aku tahu aku telah begitu...

Cerpen: Sahabat Langit

Rabu, 22 Februari 2012 6 komentar

Kau Sahabat Kau Teman Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kamiKerana takdir yang Maha Esa telah menetapkanSedih rasanya hati ini bila mngenangkanKau sahabatku kau teman sejatiTulus ikhlasmu luhur budimu bagai tiada penggantiSenyum tawamu juga katamu menghiburkan kamiMemori indah kita bersama terus bersemadiKau sahabatku kau teman sejatiSudah ditakdirkan kau pergi duluDi saat kau masih diperlukanTuhan lebih menyayangi dirimuKu pasrah diatas kehendak yang EsaYa Allah,tempatkannya di tempat yang muliaTempat yang kau janjikan nikmat untuk hamba MuSahabatku akan ku teruskan perjuangan iniWalau ku tahu kau tiada di sisiPerjuangan kita masih...

Aku, Kau dan Musikalisasi Jiwa Kita

Rabu, 22 Februari 2012 0 komentar

Aku, Kau dan Musikalisasi Jiwa Kita (Diangkat dari kisah nyata) Sejiwa dan Seirama Senja berkeriap. Di Rumah Cahaya, aku, Jaka dan Fadli sedang masyuk dengan lakon masing-masing; membaca buku, main gitar dan fesbukkan.  Di luar sana langit sore begitu cerah. Panas masih menikam bumi.  Kami saling diam. Tak ada perbincangan. Mungkin sudah sebegitu lelah dengan rutinitas mahasiswa semester akhir yang bergalau ria dengan skripsi. Konon pula, dua orang inilah yang paling rajin bertandang ke Rumah Cahaya. Bagi mereka, Rumah ini sudah semacam rumah kedua. Aku duduk di meja belajar. Menekuri bacaanku yang bolak-balik kuulang karena...

Cintamu adalah Lebay

Minggu, 12 Februari 2012 5 komentar

Sebenarnya aku sendiri tidak tahu pasti muasal kata lebay ini.  Kata ini begitu populer di awal tahun 2008, saat itu salah seorang teman kuliahku mengatakan, “jadi orang jangan lebay”, sejak itu pula aku binggung, sembari membongkar kamus digital di internet, apa arti dari kata lebay.           Perlahan tapi mantab.  Kata lebay menjadi begitu sering dan sangat familiar parkir di telinga. Konon pula, kata-kata ini begitu tersohor di tengah para abege labil (yang gak sanggup ngelihat perubahan apapun, langsung aja ngikut tanpa tahu apakah itu benar atau salah). Ya, jadilah di tahun-tahun berikutnya kata...

 
Sang Penandai © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting